Wah dari judulnya sih kayaknya sudah kaya penulis beken dan terkenal. Hoho ya sudah tanggepan saudara2 kaya gimana saya terima saja. Seperti judul di atas, saya memang sedang mengalami situasi yang sangat dilema, ehm??? kenapa??? ya… benar,  kehilangan semangat menulis. Padahal tulisan yang sedang saya selesaikan itu banyak. Skripsi, skripsi dan skripsi. Setelah kemarin menyelesaikan karya ilmiah dalam rangka mengikuti seleksi Mawapres dengan judul “Pengembangan Pembelajaran Menulis Aksara Bali dengan Multimedia Interaktif” selesai, seakan-akan tangan ini terasa berat untuk mencoret-coret kertas atau mengetik keyboard yangt bersifat ilmiah. Kenapa tidak, karya tulis tersebut saya tulis dengan susah payah dan berharap mendapatkan hasil yang maksimal, eh malahan di acak-acak sama penguji. Mereka menyatakan bahwa penelitian yang saya lakukan (Penelitian Pengembangan) katanya adalah penelitian level tinggi. So… hubungannya dengan saya apa? karena saya masih menjadi mahasiswa (S1)? jadi saya tidak berhak mengambil penelitian tersebut?? hahaha… yang lagi parahnya adalah tulisan saya yang menghasilkan CD Pembelajaran untuk SD itu dibilang tidak original (tidak karya sendiri/Jiplakan). Wah.. hancur hatiku ketika mendengar kritikan itu. Walaupun dengan kepala dingin menerangkan kepada ke tiga penguji itu bahwa ini adalah karya saya, bukan hasil jiplakan apalagi bukan milik saya. Eh dengan entengnya si penguji hanya bisa bersenyum sinis melihat tampang saya di depan dengan wajah yang lemas.

Ya sudahlah walau hanya mendapatkan hasil sebagai renking 5 dalam seleksi mawapres Undiksha kemaren, saya merasa bangga. Bukan bangga karena saya bisa mewakili fakultas (FIP Undiksha), atau berhasil mendapat renking 5, tapi saya bangga karena saya sudah berproses dengan baik dan benar serta sudah pada rel kereta yang benar. Banyak orang mengatakan bahwa proses lebih penting dari pada hasil, memang itu benar, walaupun kita sadari bahwa hasil itu adalah akhir dari sebuah lomba. Seperti kata pak gading (dekan saya), bahwa “semakin tinggi orang berada maka semakin deras juga angin yang akan menerpa”.  Ya kalimat itu mungkin dapat saya jadikan pegangan hidup, mngkin begitu juga dengan anda. Yang penting saya sekarang sedang berproses.

Sejujurnya hasil dari mawapres kemaren bukan tanpa hasil, dengan kriteria penilaian yang padat, salah satunya adalah Bahasa Inggris selain karya ilmiah dan ekstra kurikuler. Saya bukan mahasiswa bahasa inggris yang bisa cas cus dengan gampang berbahasa inggris. Saya hanya belajar satu malam untuk mempersentasikan karya ilmiah saya dalam bahasa inggris. Itupun dibantu oleh si jegeg Gustiana Mettasari yang dengan sabar mengajari saya bahasa inggris. Hasilnya sangat mencengangkan bagi saya, yaitu mendapatkan renking 1 dalam bahasa inggris mengalahkan salah satu peserta yang latar belakangnya jurusan bahasa inggris. Bukan maksud menyombongkan diri, bukan juga berbangga diri, tapi itulah proses seperti yang sudah saya jelaskan di atas.

Mawapres sudah selesai, walaupun tidak bisa lolos dan pergti ke jakarta bertemu pak SBY saat 17-an nanti, sekarang saya masih dihadang oleh tugas akhir saya di jurusan Teknologi Pendidikan, siapa itu siapa bukan adalah skripsi. Meskipun sudah di kejar-krjar oleh pembimbing untuk menyelesaikan revisiannya, saya pun gak memiliki gairah untuk menulis dan menyelesaikan tugas tersebut. Mungkin karena sindrom gara2 di hajar sama penguji karya tulis dalam mawapres kemarern, hahaha… tapi sudahlah, yang berlalu biarlah berlalu. Saya yakin bisa menyelesaikan tugas tersebut dan toga itupun akan saya angkat tinggi-tinggi di sana.

Terimakasih kepada TYE, Orang Tua, Keluarga, Gustiana Mettasari, Teman-teman, maupun pengunjung setia blog ini. Sekali lagi ini bukan pamer atau menyombongkan diri, hanya coretan kecil yang bersifat permanen di hati, hehe sambil itung-itung menunggu pertandingan liga spanyol ntar malam, mudah-mudahan barca jadi juara. 😀 wakakakaka… sudahlah cuma bercanda, semoga anda tidak bosan  berkunjung ke dinding ini, dan salam hangat dari saya.

Flash Permanen |16 Mei 2010| 11 :17 pm.